"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka."
"(They are) those who remember Allah, standing, sitting and lying on their sides and reflect on the creation of the heavens and the earth (saying):" O Our Lord, You have not created this in vain, Maha holy thou, then We guard from the torment of hell. "

Kamis, 18 Agustus 2016

Penerapan Teorema Matematis 1 Tahun pada Puasa di Bulan Ramadhan diikuti Puasa 6 Hari di Bulan Syawwal

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ رواه مسلم وأبو داود والترمذي والنسائي وابن ماجه
Dari Abu Ayyub al Anshari Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan, lalu diiringi dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, maka dia seperti puasa sepanjang tahun”. [Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, at Tirmidzi, an Nasaa-i dan Ibnu Majah].

Dari hadits di atas, tertera berpuasa di Bulan Ramadhan ditambah 6 hari di bulan Syawwal pahalanya seperti orang berpuasa selama satu tahun. Mengapa bisa demikian? Ilmu matematika akan menjawab masalah ini.
Di teorema ini, satu bulan dihitung berjumlah 30 hari. Kemudian, kita mulai dengan rumus dasar matematika. Dimana setiap hari dalam hadits di atas di kali 10.
a. Bulan Ramadhan = 30 hari x 10 = 300 hari
kemudian, 300 hari : 30 hari/1 bulan = 10 bulan
 
b. 6 Hari di Bulan Syawwal = 6 hari x 10 = 60 hari
kemudian, 60 hari : 30 hari/1 bulan = 2 bulan
 
setelah itu, jumlahkan kedua hasil perhitungan di atas.
Bulan Ramadhan + 6 hari di bulan syawwal = 10 bulan + 2 bulan = 12 bulan = 1 tahun
 
Dari sini dapat disimpulkan, seseorang yang berpuasa selama bulan romadhon ditambah 6 hari di bulan syawwal pahalanya seperti orang berpuasa selama 1 tahun.
Writer : Firman Prayoga

Rabu, 11 Mei 2016

Implementasi Rumus Keliling Lingkaran Pada Pelaksanaan Thawaf dalam Ibadah Haji

               
 
 Thawaf adalah salah satu rukun dalam pelaksanaan ibadah haji. Thawaf adalah kegiatan mengelilingi ka’bah sebanyak 7 kali. Berangkat dari sini, Thawaf dapat diartikan sebagai keliling. Dalam mengelilingi Ka’bah, terbentuk poros bangun datar lingkaran. Jadi dapat disimpulkan
Keliling (K) = Thawaf (Th)
                Dalam ilmu matematika, lingkaran merupakan salah satu dari beberapa macam bangun datar. Karena dalam bab ini kita akan membahas K=Th. Sebelumnya telah ditentukan bahwa rumus Keliling/Thawaf lingkaran adalah 2 x phi x r.
                Dimana nilai phi adalah 22/7 dan r adalah jari-jari. Jika rumus diatas dikalikan maka menghasilkan 2r  x 22/7. Dimana 2r adalah diameter (d). apabila rumus tersebut dibuat dalam sebuah susunan, maka akan terlihat :

K/Th = 2 x phi x r
K/Th = 2 x 22/7 x r
K/Th = 22/7 x 2r
K/Th = 22/7 x d
                Setelah sampai disini, lalu kita akan mengalikan silang.
K/Th = 22/7 x d
Menjadi
22d = 7K/Th
                Maka kita telah mendapatkan rumus 22d = 7Th.
                Filosofi dari rumus yang kita dapatkan tadi adalah, dari ruas kiri adalah 22d, dimana di dalam Al-Qur’an, surah ke 22 adalah surah Al-Hajj atau Haji. Dari ruas kanan, adalah 7Th atau 7 kali keliling. Jika dikaitkan antara ruas kanan dan kiri, dalam Haji (Q.S ke 22) terdapat 7 kali Thawaf.
                Huwallohu a’lam bishshowaab..
Writter : Firman Prayoga

Rabu, 13 April 2016

Bagian-Bagian Lingkaran



وَفِي الأرْضِ قِطَعٌ مُتَجَاوِرَاتٌ

“Dan di Bumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan.” (Q.S Ar-Ra’d [13] : 4)
                Ayat ini member informasi realitas bahwa segala sesuatu yang berada di bumi memiliki bagian-bagian. Yang setiap bagian-bagian itu memiliki fungsi dan peran masin-masing. Lihat sebuah pohon memiliki bagian-baian. Akar, batang, daun, ranting, dan sebagainya. Tak hanya makhluk hidup, benda mati pun memiliki bagian-bagiannya. Sepeda memiliki roda, rantai, kayuhan, dan sebagainya. Semua itu hanya dapat digunakan selama bagian-bagian tersebut berdampingan. Seperti yang disebutkan pada ayat di atas. Jika salah satu bagian tidak ada, maka aktivitas benda tidak sempurna.
                Demikian pula pada ilmu matematika. Sebuah lingkaran memiliki bagian-bagian. Apabila tidak ada salah satu bagian, maka tidak bias dikatakan lagi sebuah lingkaran.
“Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yan satu, dan dari padanya Dia ciptakan pasangannya.” (Q.S Al-A’raaf [7] : 189)
                Sebuah lingkaran yang satu memiliki bagian-bagian. Dimana bagian-baian tersebut ketika dipasangkan akan menjadi sebuah lingkaran yang utuh.


Kesebangunan dan Kesimetrisan



الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ
“Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang.” (Q.S Al-Infithar [82] : 7)

                Apakah kseimbangan hanya trjadi paa langit dan manusia saja? Tidak, seluruh pnciptaan Allah diciptakan secara seimbang.
·       A.  KESEBANGUNAN
Bangun-bangun datar sebangun adalah bangun-bangun datar yang mempunyai bentuk sama dan ukurannya merupakan pembesaran atau pengecilan terhaap suatu bangun datar yang lainnya. Imana kedua bangun dapat dikatakan sebangun jika memenuhi :
1.       Sudut yang bersesuaian sama besar
2.       Sisi-sisi yang bersesuaian mempunyai perbaningan sama.
Perhatikan gambar berikut.

                Dari gambar tersebut, dapat disimpulkan :

1.       1. Oleh karena keempat sudut persegi panjang besarnya 900 , diproleh :
Sudut A = Sudut E = 900
Sudut B = Sudut F = 900
Sudut C = Sudut G = 900
Sudut D = Sudut H = 900
2.       2. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian.
Jadi dapat ikatakan kedua bangun atar di atas sebangun.

 B. SIMETRIS


di dalam Al-Qur’an, kesimetrian pun dapat ditemukan paa ayat-ayat-Nya. Dalam Q.S YaaSiin[36] : 40. Kita ambil كُلٌّ فِي فَلَكٍ apabila huruf-huruf tersebut kita pisahkan, akan terlihat kesimetrisan

ك ل ف ي ف ل ك

Masya Allah..