"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka."
"(They are) those who remember Allah, standing, sitting and lying on their sides and reflect on the creation of the heavens and the earth (saying):" O Our Lord, You have not created this in vain, Maha holy thou, then We guard from the torment of hell. "

Selasa, 05 April 2016

Logika Matematika Ala Aristoteles dan Al-Qur'an



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (Q.S Al-Hujurat [49]:6)

            Ilmu logika adalah ilmu mempelajari tata cara berpikir. 1400 tahun sebelum masehi Allah telah mengisyaratkan ilmu ini melalui Surah AL-Hujurat:6 diatas. Aristoteles baru menemukan ilmu logika antara 348-322 sebelum masehi dalam bukunya yang berjudul To Organon. Dan baru diikuti oleh ilmuwan-ilmuwan muslim. Burhani (biasa dikenal oleh orang barat dengan silogisme) dengan mekanisme premis mayor + premis minor + middle term = ksimpulan. Dan menurut para filsuf, ksimpulan tersebut benar karena berkorespondensi dengan kenyataan.
Masya Allah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar