يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ
تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik
datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya agar kamu
tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu
menyesali perbuatanmu itu.” (Q.S Al-Hujurat [49]:6)
Ilmu logika
adalah ilmu mempelajari tata cara berpikir. 1400 tahun sebelum masehi Allah
telah mengisyaratkan ilmu ini melalui Surah AL-Hujurat:6 diatas. Aristoteles baru
menemukan ilmu logika antara 348-322 sebelum masehi dalam bukunya yang berjudul
To Organon. Dan baru diikuti oleh
ilmuwan-ilmuwan muslim. Burhani (biasa dikenal oleh orang barat dengan
silogisme) dengan mekanisme premis mayor
+ premis minor + middle term = ksimpulan. Dan menurut para filsuf,
ksimpulan tersebut benar karena berkorespondensi dengan kenyataan.
Masya Allah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar