"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka."
"(They are) those who remember Allah, standing, sitting and lying on their sides and reflect on the creation of the heavens and the earth (saying):" O Our Lord, You have not created this in vain, Maha holy thou, then We guard from the torment of hell. "

Selasa, 05 April 2016

Trigonometri Konvensional & Trigonometri Islam



إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
“Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (Q.S Al-Qamar [54]:49)

            trigonometri terbentuk dari bahasa Yunani “tri” berarti tiga. “gonon” berarti sudut. Dan “metria” berarti pengukuran. Trigonometri adalah cabang matematika yang berhubungan dengan garis & sudut dalam segitiga.
TRIGONOMETRI KONVENSIONAL
            Trigonometri ditemukan oleh Hipparchus yang hidup pada 160-120 tahun sebelum masehi. Ia menyusun trigonometri secara sistematik. Ia mencoba menyelidiki dan membuktikan dalil dan rumus yang iperoleh dari orang mesir.
TRIGONOMETRI ISLAM
            Muhammad bin Jabir al – Harrani al – Battani (858 – 929 masehi) dari Irak mulai mengembangkan trigonometri. Al – Battani adalah orang pertama yang memasukkan sinus & cosines dalam matematika.
            Al- Battani melengkapi fungsi-fungsi cotangent dan tangent. Ia mampu menyusun hubungan antara ketinggian matahari, tinggi menara L, dan bayangan x dengan formula :
X =  = L cot
Al-Battani dalam memformulakan ketiga susunan diatas merupakan sebuah interpretasi dari firman Allah Q.S Al-Furqan [25]:45
أَلَمْ تَرَ إِلَى رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ الظِّلَّ وَلَوْ شَاءَ لَجَعَلَهُ سَاكِنًا ثُمَّ جَعَلْنَا الشَّمْسَ عَلَيْهِ دَلِيلا

“Tidakkah engkau memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang; dan sekiranya Dia menghendaki niscaya Dia jadikannya (bayang-bayang itu) tetap, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk (atas bayang-bayang itu)”

            Artinya Allah telah menciptakan matahari, kemudian Dia memperlihatkan bayang-bayang dengan tetap. Dan dengan matahari tersebut, Dia jadikan petunjuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar