(٧) فَأَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ مَا أَصْحَابُ
الْمَيْمَنَةِ (٨)وَأَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ مَا أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ (٩)
وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ (١٠) أُولَئِكَ
الْمُقَرَّبُونَ (١١)
“dan kamu menjadi tiga golongan yaitu golongan kanan,
alangkah mulianya golongan kanan itu, dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu, dan
orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk
surga) mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah)” (Q.S Al-Waqi’ah
[56]:7-11)
Surah ini menginformasikan tentang
penggolongan-penggolongan manusia. Lalu ayat ini membawa pesan apa?
Dalam sebuah
penggolongan, otomatis terjadi atau terbentuk beberapa golongan. Dan setiap
golongan tidaklah sama dengan golongan yang lain. Berangkat dari surah ini,
selain Allah menginformasikan penggolongan manusia, secara tersirat menganung
makna lain, yang hanya dapat diketahui oleh seseorang yang gemar matematika
juga dapat menelaah terjemahan Al-Qur’an.
Dalam ilmu
matematika, penggolongan disebut diskriminan. Ya, ayat diatas tersirat sebuah
ilmu matematika yang disebut diskriminan. Atau dalam bahasa inggris berarti
membedakan. Disimbolkan dengan huruf capital D. yang menghasilkan persamaan D =
b2 – 4ac.
Melalui D =
b2 – 4ac, kita dapat membedakan jenis-jenis akar tanpa menemukan
akarnya terlebih dahulu.
-
Jika
D < 0 maka akar-akarnya tidak riil
-
Jika
D > 0 maka akar-akarnya riil
-
Jika
D = 0 maka hanya ada tepat satu penyelesaian riil
Masya Allah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar